Kandungan Shisha Elektrik Berpotensi Merugikan Bagi Kesehatan
Shisha elektrik merupakan varian rokok elektronik atau vaping. Shisha elektrik memungkinkan penggunanya menghirup uap yang mengandung bahan kimia, seperti perasa buah, bahkan beberapa produk juga ada yang mengandung nikotin. Seperti halnya shisha tradisional, shisha elektrik juga tersedia dengan berbagai varian rasa dan bentuk. Tampilan shisha elektrik dapat berbentuk pena, stik, bahkan ada yang berbentuk memori USB. Varian rasa yang ditawarkan pun beragam, seperti stroberi, vanila, ceri, kayu manis, tembakau dan rasa lainnya.
Setali tiga uang dengan rokok elektrik, shisha elektrik juga menggunakan sistem pengiriman nikotin elektronik (ENDS), yakni perangkat pemanas dan penguap yang dioperasikan dengan tenaga baterai. Ketika mengisap, pemanas akan menyala dan memanaskan cartridge cair hingga menjadi uap.
Kandungan Shisha Elektrik Yang Perlu Di Ketahui
Jika shisha tradisional mengandung senyawa karbon monoksida, tar, karsinogen, dan timah, tidak demikian dengan shisha elektrik. Sama halnya dengan rokok elektrik, di dalam shisha elektrik terdapat cartridge atau tabung isi ulang yang berisi cairan. Cairan tersebut ternyata memiliki kandungan bahan kimia seperti propilen glikol dan gliserol yang berpotensi tidak baik bagi kesehatan. Lalu apa itu propilen glikol dan gliserol? Berikut penjelasannya.
1. Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan senyawa organik yang tidak berwarna dan tidak berbau, namun memiliki rasa agak manis. FDA atau Lembaga Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat telah menyatakan bahwa senyawa ini aman jika digunakan dalam kadar rendah di dalam makanan, obat dan kosmetik. Kendati demikian, terdapat beberapa potensi bahaya jika digunakan dalam kadar yang tinggi. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi propilen glikol dalam kadar tinggi kemungkinan dapat menyebabkan kematian sel dalam sistem saraf pusat. Uap atau asap yang mengandung propilen glikol bahkan bisa menyebabkan iritasi mata, kulit dan paru-paru. Dan menjadi lebih berbahaya bagi orang dengan penyakit paru-paru kronis, seperti asma dan emfisema.
2. Gliserol
Gliserol atau gliserin merupakan cairan kental tidak berbau dan tidak berwarna yang berfungsi sebagai pelarut dari nikotin, zat kimia perisa, dan bahan pengawet dalam shisha elektrik. Cairan yang terasa sedikit manis ini dianggap tidak beracun dan sering pula dipakai oleh industri makanan. Namun, hingga kini belum diketahui efek jangka panjang jika dihirup dalam jumlah banyak.
3. Nikotin
Sebagian produk shisha elektrik yang dijual dipasaran diketahui mengandung nikotin. Nikotin adalah zat yang terdapat pada daun tembakau. Nikotin merupakan zat adiktif yang merangsang sistem saraf pusat dan memberi efek candu. Zat inilah yang memicu perokok sulit move on dari kebiasaan merokoknya. Penggunaan nikotin dapat menyebabkan beberapa efek samping pada tubuh, seperti menurunnya nafsu makan, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Selain bahan-bahan di atas, berbagai perisa yang terdapat dalam cairan shisha elektrik juga dinyatakan aman untuk dikonsumsi dalam bahan makanan. Tapi, belum diketahui efeknya jika kita menghirupnya dalam bentuk uap.
Zat kimia beracun akan tercipta dari pembakaran cairan shisha elektrik, zat kimia ini bisa berbentuk formaldehida, asetaldehida, dan akrolein. Formaldehida dan asetaldehida dipercaya merupakan karsinogen penyebab kanker, sedangkan akrolein bisa merusak paru-paru dan dikaitkan sebagai penyebab penyakit jantung pada perokok.
Kendati para produsen shisha elektrik mengklaim produknya aman digunakan, namun faktanya hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan shisha elektrik aman digunakan dalam jangka panjang. Para ahli kesehatan pun masih meragukan keamanan shisha elektrik ataupun rokok elektrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar