Rabu, 24 Mei 2017

 ASAM URAT DAN OBAT ALAMI ASAM URAT


Penyakit asam urat adalah salah satu bentuk dari penyakit arthritis, yakni golongan penyakit peradangan pada sendi. Asam urat bisa menyerang Anda secara tiba-tiba dan menyebabkan rasa sakit, nyeri, kemerahan pada kulit, serta adanya pembengkakan pada sendi. Rasa sakit yang ditimbulkan dari asam urat tentu saja membuat aktivitas Anda menjadi terbatas.
Asam urat dapat menyerang bagian sendi mana saja pada tubuh Anda. Namun biasanya, asam urat lebih sering memengaruhi sendi pada ujung jari kaki, pergelangan tangan, lutut, dan juga jari tangan.
 Obat Alami Asam Urat

Penyakit asam urat terjadi ketika seseorang telah memiliki kadar asam urat yang terbilang tinggi dari kadar normalnya. Banyak hal yang menyebabkan kadar asam urat Anda tinggi, misalnya minuman beralkohol, stres, beberapa jenis makanan (jeroan, ikan teri dan sarden, aneka daging), serta beberapa jenis obat.
Umumnya nyeri akibat penyakit asam urat dapat diobati dengan beberapa jenis obat, seperti obat dengan kandungan naproxen, ibuprofen, indomethacin, , celecoxib, atau meloxicam.
Selain obat-obatan di atas, ternyata  ada beberapa jenis obat alami asam urat yang dipercaya dapat mengatasi penyakit ini. Meski demikian, perlu diketahui, bahwa hal-hal dibawah ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya, sehingga tidak dapat digunakan sebagai pengganti terapi medis. Berikut deretan obat alami asam urat tersebut:
  • Kopi
Sebuah penelitian menemukan bahwa pria yang minum 4 sampai 5 cangkir kopi sehari memiliki peluang 40 persen lebih sedikit terkena penyakit asam urat, dan pria yang minum 6 cangkir kopi atau lebih dalam sehari memiliki peluang 59 persen lebih sedikit terkena penyakit tersebut. Kafein yang terkandung dalam kopi dapat melindungi Anda dari kadar asam urat yang tinggi. Hal ini karena kafein mirip dengan struktur kimia untuk obat asam urat. Namun, hal tersebut bukan berarti Anda yang terkena asam urat tinggi diharuskan sesering mungkin minum kopi, karena dibutuhkan rangkaian penelitian panjang untuk bisa mengetahui efektivitasnya secara utuh, dan mengingat bahwa terlalu banyak mengonsumsi kafein, juga memiliki efek buruk bagi organ tubuh seperti ginjal. Untuk memastikannya, diskusikan hal ini dengan dokter Anda.
  • Buah Ceri dan Nanas
Buah ceri dan nanas seringkali dipercaya mampu menurunkan kadar asam urat yang tinggi. Faktanya, buah nanas   memiliki kandungan asam askorbat yang ternyata memiliki efek yang sangat kecil untuk menurunkan kadar asam urat yang Anda alami. Dan asupan buah ceri selama dua hari ternyata menurunkan risiko sebanyak 35 persen untuk terkena serangan asam urat. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada kedua buah ini untuk memastikan penggunaannya sebagai obat alami asam urat.
  • Vitamin C
Suplemen yang mengandung vitamin C diyakini bisa mengurangi kadar asam urat dalam darah Anda. Kendati seperti itu, masih diperlukan serangkaian penelitian yang perlu dilakukan untuk dapat memastikannya.  Namun tidak ada salahnya Anda mengonsumsi vitamin C bila perlu, karena vitamin ini juga dibutuhkan tubuh Anda. Konsultasikan dengan dokter mengenai batasan asupan vitamin C untuk Anda, dan Anda harus ingat bahwa vitamin C bisa didapatkan dari buah dan sayuran.
  • Daun Seledri
Daun seledri dan jus daun seledri memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Daun seledri merupakan sumber vitamin C dan bahkan dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi, serta mengontrol tekanan darah. Namun, belum ada penelitian terkait mengonsumsi seledri atau meminum jus seledri yang dapat menurunkan kadar asam urat yang tinggi. Hanya saja, daun seledri merupakan camilan rendah kalori yang dapat menurunkan berat badan Anda, dan hal itu kerap dapat membantu mencegah munculnya penyakit asam urat dan penyakit pada sendi lainnya.
Penyakit asam urat dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, ada baiknya Anda mengetahui beberapa hal yang dapat menekan kadar asam urat jika sudah terlampau tinggi, di antaranya:
  • Perubahan gaya hidup, Anda disarankan menghindari makanan mengandung purin yang tinggi seperti daging merah, jeroan, boga bahari, dan makanan yang mengandung ekstrak ragi.
  • Menghindari minuman manis, minuman ringan maupun beralkohol makanan ringan dan makanan berlemak,   asupan ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit asam urat dan komplikasi penyerta lainnya.
  • Menjaga berat badan yang sehat dengan melakukan diet seimbang dan olah raga teratur.
  • Minum banyak air berguna untuk menjaga diri agar terhidrasi dengan baik, yang akan mengurangi risiko terbentuknya kristal asam urat yang mengendap pada sendi Anda

HERPES ZOSTER

 

Herpes zoster adalah infeksi pada saraf dan kulit di sekitarnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama dengan virus penyebab cacar air, yaitu varisela zoster. Virus varisela yang menetap di sekitar tulang belakang atau dasar dari tulang tengkorak tubuh bahkan setelah cacar air sembuh, dapat kembali aktif di kemudian hari dan menyebabkan herpes zoster.

Gejala-gejala Herpes Zoster

Apabila mengalami herpes zoster, gejala pertamanya adalah rasa sakit. Rasa sakit tersebut bisa berupa rasa panas seperti terbakar atau rasa seperti tertusuk benda tajam. Selain itu terkadang muncul rasa gatal dan mati rasa pada bagian yang terkena.Ruam kemudian akan muncul serta berubah menjadi luka melepuh berisi air yang gatal dan menyerupai bintil cacar air. Lepuhan lalu akan mengering dan berubah menjadi koreng dalam beberapa hari.
Gejala herpes zoster hanya muncul pada satu sisi tubuh sesuai dengan saraf yang terinfeksi.
Selain itu, gejala awal penyakit ini terkadang dapat bervariasi. Sebagian kecil pengidap mengalami rasa nyeri tapi tanpa ruam. Berikut adalah gejala-gejala lain yang mungkin menyertai gejala utama:
Herpes zoster umumnya bukan penyakit yang tergolong serius atau berakibat fatal dan akan sembuh sendiri setelah 14-28 hari. Tetapi, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter jika merasakan gejala dan tanda klinis di atas, apalagi jika pernah menderita cacar air. Penanganan sedini mungkin akan menurunkan risiko komplikasi.

Faktor Risiko Herpes Zoster

Alasan di balik virus varisela yang aktif kembali belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada sejumlah faktor yang diduga memengaruhinya. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
  • Usia. Insiden penyakit ini meningkat sejalan dengan bertambahnya umur penderita, umumnya dialami pasien berusia di atas 50 tahun.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya karena mengidap HIV/AIDS, menggunakan obat steroid jangka panjang atau immunosupresan, maupun menjalani kemoterapi.
  • Mengalami stres secara fisik maupun emosional.
Herpes zoster tidak menular. Tetapi jika Anda belum pernah terkena cacar air dan mengalami kontak langsung dengan penderita herpes zoster, Anda dapat terinfeksi virus varisela zoster dan terkena cacar air.Pengidap herpes zoster juga sebaiknya menghindari kontak dengan bayi yang baru lahir, ibu hamil, serta orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Diagnosis dan Langkah Pengobatan Herpes Zoster

Diagnosis herpes zoster biasanya dilakukan dengan memeriksa lokasi dan bentuk ruam, serta rasa nyeri dan gejala-gejala lain yang dirasakan. Dokter mungkin akan mengambil sampel kulit ruam atau cairan dari ruam yang kemudian akan diperiksa di laboratorium jika dibutuhkan.Sama seperti cacar air, tidak ada langkah khusus untuk menangani herpes zoster. Tujuan pengobatannya adalah mengurangi gejala sampai penyakit ini sembuh dengan sendirinya.
Langkah pengobatan medis yang dapat dilakukan untuk mempercepat kesembuhan sekaligus mengurangi risiko komplikasi adalah dengan pemberian obat antivirus. Contohnya, acyclovir dan Valacyclovir. Obat antivirus paling efektif jika diminum dalam tiga hari setelah ruam muncul. Namun bila pasien memiliki risiko kompliasi, obat ini dapat diberikan sampai sebelum 7 hari setelah ruam muncul. Konsumsi obat  antivirus biasanya dilakukan selama 7-10 hari.
Kelompok orang yang khususnya memerlukan obat antivirus meliputi manula dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, seperti pengidap kanker, HIV, serta diabetes. Selain itu, antivirus juga diberikan pada pengidap dengan ruam atau nyeri yang parah dan jika herpes zoster berdampak pada mata.
Menangani rasa nyeri sedini mungkin juga dapat menghindarkan pengidap dari komplikasi gangguan saraf. Untuk mengatasi rasa nyeri, ada beberapa jenis obat yang biasanya akan diberikan dokter. Di antaranya adalah:
  • Obat pereda sakit, seperti parasetamol, ibuprofen dan kodein.
  • Obat antidepresan trisiklik (TCA), misalnya amitriptyline, imipramine, dan nortriptyline. Dokter biasanya akan meningkatkan dosis obat ini perlahan-lahan sampai rasa nyeri dapat teratasi.
  • Obat antikonvulsan, misalnya gabapentin dan pregabalin.
Obat antikonvulsan dan antidepresan umumnya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga keefektifannya dapat dirasakan pengidap.Selain obat-obatan, Anda juga dapat melakukan langkah-langkah sederhana untuk mengurangi gejala yang Anda alami, contohnya:
  • Mengenakan pakaian longgar dan berbahan lembut seperti katun.
  • Menutup ruam agar tetap bersih dan kering guna mengurangi iritasi serta risiko infeksi.
  • Hindari penggunaan plester atau apa pun yang berbahan perekat agar tidak menambah iritasi.
 Apabila ruam terasa gatal, Anda dapat menggunakan losion kalamin untuk menguranginya. Tetapi hindarilah pemakaian antibiotik oles karena dapat memperlambat proses penyembuhan. Sedangkan luka melepuh yang berair dapat dirawat dan dibersihkan memakai kompres air dingin.

Metode Pencegahan Herpes Zoster

Langkah pencegahan utama yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko herpes zoster adalah dengan menerima vaksin herpes zoster. Vaksin herpes zoster disarankan untuk diberikan pada usia di atas 50 tahun. Vaksin juga dapat diberikan pada orang yang pernah menderita herpes zoster untuk mencegah kekambuhan. Walau tidak mencegah terkena herpes zoster sepenuhnya, vaksinasi ini setidaknya bisa mengurangi keparahan gejala penyakit ini dan penderita akan lebih cepat sembuh.Anda juga dapat mencegah penularan herpes zoster dengan cara sederhana berupa tidak meminjam barang-barang pribadi pengidap (misalnya handuk atau pakaian).

Komplikasi Herpes Zoster

Jika tidak diobati, herpes zoster dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius yang meliputi:
  • Neuralgia pasca-herpes atau postherpetic neuralgia. Rasa nyeri yang parah ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah ruam sembuh. Diperkirakan hanya sebagian kecil pengidap herpes zoster di atas usia 50 tahun yang mengalami komplikasi ini.
  • Kebutaan. Jika muncul di sekitar mata, herpes zoster dapat mengakibatkan peradangan pada saraf mata, glaukoma, dan bahkan berujung pada kebutaan.
  • Gangguan pada saraf, misalnya inflamasi pada otak, masalah pada pendengaran, atau bahkan keseimbangan tubuh.
  • Infeksi bakteri pada ruam atau lepuhan apabila kebersihannya tidak dijaga kebersihannya.
  • Bercak putih pada bekas ruam. Ruam herpes zoster dapat menyebabkan kerusakan pigmen kulit dan terlihat seperti bekas luka.
 

PARONIKIA (CANTENGAN)

 

Paronikia adalah infeksi kulit yang terjadi di sekitar kuku, baik pada jari tangan dan jari kaki. Paronikia bisa berkembang dalam satu atau dua hari hingga beberapa minggu, tergantung dari penyebab infeksinya.
Paronikia yang berkembang menjadi parah dan tidak diobati bisa menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh kuku yang terinfeksi. Segera berkonsultasi dengan dokter jika bengkak kemerahan akibat infeksi sudah mengelilingi kulit sekitar kuku atau muncul bisul bernanah.

Beberapa komplikasi yang bisa dialami penderita paronikia jika tidak segera diobati adalah:
  • Demam.
  • Muncul garis-garis merah pada kulit, yang dimulai dari area yang terinfeksi ke bagian tubuh lainnya.
  • Perubahan bentuk kuku secara permanen.
  • Nyeri pada sendi atau otot.
  • Menyebarnya infeksi ke tendon, tulang, atau aliran darah.
  • Terbentuk abses (kumpulan nanah di bawah kulit).

Gejala Paronikia

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala-gejala utama yang umumnya dirasakan oleh penderita paronikia adalah:
  • Perubahan bentuk, warna, atau tekstur kuku.
  • Kulit di sekitar kuku berwarna merah dan terasa nyeri saat tersentuh.
  • Kuku perlahan terlepas.
  • Kulit melepuh yang terisi nanah.
  • Pembengkakan.

Penyebab dan Jenis Paronikia

Infeksi yang menyebabkan parokinia bisa disebabkan oleh dua hal yaitu bakteri dan jamur. Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri, sedangkan paronikia kronis muncul akibat infeksi jamur.Jika dibedakan dari kecepatan infeksi, durasi, dan penyebab infeksi, paronikia bisa dibedakan menjadi:
  • Paronikia akut, hampir selalu menyerang kuku jari tangan. Paronikia jenis ini menginfeksi kulit dengan cepat, serta bertahan kurang dari enam minggu. Biasanya disebabkan luka langsung atau tidak langsung pada lipatan kulit di sekeliling kuku.
  • Paronikia kronis, bisa muncul pada kuku jari tangan atau jari kaki. Paronikia kronis menginfeksi kulit dengan waktu cukup lama, bertahan lebih dari enam minggu dan seringkali kambuh. Biasanya, paronikia kronis muncul karena tangan atau kaki seseorang terlalu sering berada di lingkungan lembap. Selain itu, paronikia kronis juga bisa disebabkan oleh dermatitis kontak, yaitu peradangan kulit akibat kontak dengan penyebab alergi (alergen) atau bahan-bahan yang menyebabkan iritasi.

Diagnosis Paronikia

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Pengujian yang umumnya dilakukan dokter untuk mendiagnosis paronikia adalah:
  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa bagian kulit yang terinfeksi paronikia.
  • Pengambilan sampel. Dokter akan mengambil sampel jaringan atau cairan dan/atau nanah dari dalam kulit yang terinfeksi, untuk diteliti di laboratorium. Sehingga bisa diidentifikasi jenis bakteri atau jamur penyebab infeksi.

Pengobatan dan Pencegahan Paronikia

Beberapa jenis penanganan bagi penderita paronikia akut adalah:
  • Rendam air hangat. Untuk paronikia akut yang belum muncul cairan nanah, penderita bisa merendam bagian kulit yang terinfeksi dengan air hangat beberapa kali dalam sehari.
  • Obat-obatan. Penderita bisa mengoleskan obat antibiotik oles pada kulit yang terinfeksi. Jika infeksi semakin memburuk, dokter bisa meresepkan antibiotik oral.
Bagi penderita paronikia kronis, beberapa penanganan yang bisa dilakukan adalah:
  • Keringkan selalu, bagian kulit yang terinfeksi.
  • Obat-obatan. Dokter mungkin akan meresepkan obat oles anti jamur atau steroid.
  • Pembedahan. Dokter akan melakukan tindakan pembedahan untuk mencabut atau menghilangkan sebagian kuku atau kulit yang terinfeksi. 
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko paronikia, yaitu:
  • Jangan menggigit atau mencungkil kuku.
  • Rawatlah kuku-kuku dan kulit di sekitarnya.
  • Lindungi kuku atau ujung jari agar tidak rusak atau terluka.
  • Gunakan sarung tangan untuk melindungi kuku dari zat kimia atau deterjen yang merusak.
  • Bawalah alat manikur sendiri ke salon.
  • Ganti kaus kaki setiap hari.
  • Jangan menggunakan sepatu yang sama dua hari berturut-turut, agar sepatu bisa kering sebelum digunakan lagi.
  • Jangan potong kuku terlalu pendek dan hindari mengikis serta memotong kutikula.
  • Usahakan tangan dan kaki untuk selalu bersih dan kering. 
sumber: www.alodokter.com